TWNC = Tambling Wildlife Nature Conservation or Tomy Winata Nature Conservation?

Melongok Cagar Alam Laut Tampang Belimbing

Di Ujung Paling Selatan dan Paling Barat di Lampung Barat, Provinsi Lampung

oleh. fdawidodo

Prolog

Seharusnya cerita ini hadir sebelum tulisan tentang Mitigasi di GAK (lihat di https://fdwiagungwidodo.wordpress.com/2013/09/16/mitigasi-gunung-anak-krakatau-sedot-pasir/).  Ya, kesempatan langka yang datang ini tak ku sia-siakan untuk turut ambil bagian.  Ceritanya tak jauh dari “penculikan” oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (Baca : BKSDA) Lampung.  Tujuan utama kami (saya+adik-adik Klub Selam Anemon Unila, staf BKSDA Lampung) adalah survei potensi Biologi yang berada di Cagar Alam Laut Tampang Belimbing dengan “tuan rumah” adalah dari pihak TWNC, yang merupakan suatu tempat eksklusif pusat konservasi yang dimotori oleh Bapak Tomy Winata (Baca : TW).  Rencana kami di Tambling ini adalah selama 4 hari dan dimulai hari ini.

Saya sendiri terkejut, karena baru mendengar bahwa di Lampung sudah ada Cagar Alam Laut baru (setelah CAL Krakatau).  Mungkin karena saya adalah orang yang kurang begitu suka baca koran (hehehehe…), jadi berita penting ini lewat begitu saja.  Tapi, ternyata tidak hanya saya, bahkan rekan-rekan staf di BKSDA pun baru mendengar berita seperti ini.  Whatever lah, yang jelas saya diculik BKSDA untuk menjadi salah satu tim survei ke CAL Tampang Belimbing (Baca : Tambling).

Satu Catatan Singkat tentang “Hutan Adat” di Way Tenong – Lampung Barat

Profil Hutan Kalpataru

Hutan Larangan Marga Way Tenong Talang Tegajul

Oleh. fdawidodo

Perjalanan kali ini adalah mencoba melihat sisi kehidupan masyarakat adat yang semenjak dulu menjaga dan melindungi wilayah hutan mereka.  Salah satunya adalah Hutan Kalpataru yang merupakan milik warga Marga Way Tenong, Lampung Barat.

Hutan Kalpataru.  Terdengar unik dan nyentrik nama hutan ini.