Satu hari di Lingkar Raja Basa, Kalianda (Baca : Pantai Kunjir)

Suasana Mendung di Pantai Kunjir

Oleh. fda widodo

Pagi-pagi, kami berdua berangkat ke suatu tempat yang posisinya berhadapan langsung dengan view Cagar Alam Laut Kepulauan Krakatau.  Walhasil, kami harus menelisik lebih jauh daerah Lingkar Raja Basa bagian Selatan.  Selama perjalanan, kami berdikusi untuk menentukan areal tersebut.  Dimulai dari beberapa opsi seperti Pantai Batu Kapal, Pantai Canti, hingga Pantai Merpati dan terakhir adalah pantai yang dulu pernah menjadi tempat wisata pantai terkenal di Kalianda, ya dialah Pantai Wartawan.  Hal yang menarik adalah pemandangan yang disuguhkan alam selama melalui jalan Lingkar Raja Basa.  Pemandangan hijaunya persawahan dan pantai dengan pasir kelabu ditambah dengan batuan yang berserakkan sepanjang pantai membuat mata 3 watt ini menjadi 100 watt. 🙂

GAK mau jadi TWA ?

Mungkinkah ada Udang dibalik Rempeyek?

oleh. fda widodo

Membicarakan tentang CAL Krakatau memang tidak akan pernah habis.Terlebih yang menyangkut dengan Gunung Anak Krakatau (GAK) itu sendiri. GAK yang memiliki luas lebih dari 300 Ha dan merupakan salah kebanggaan Indonesia ini telah mengalami tekanan tekanan-tekanan cukup berarti dari orang-orang yang mengaku “peduli”. Kalau dulu sekitar tahun 2009 sudah dilakukan penyedotan dan kemudian “kumat” lagi rencana penyedotan pasirnya di tahun 2013 yang akhirnya diputuskan untuk tidak ada penyedotan pasir lagi di GAK (bisa dibuka lagi disini). Kini, kenyataannya GAK sedang dalam proses “tekanan” lagi, walaupun tekanannya bukan fisik.

Menguak Gugusan Karang di Utara Panjang

Profil Daerah Karang di Utara Pulau Panjang

Kepulauan Krakatau, Lampung

Oleh, fdawidodo

Tujuan utama perjalanan ke Kepulauan Krakatau kali ini adalah untuk melengkapi data yang akan digunakan seorang mahasiswa tingkat hampir akhir di jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung.  Bersama rekan-rekan dari BKSDA Lampung, kami pun melakukan eksplorasi dengan kondisi alam Selat Sunda yang kurang nyaman bagi manusia.  Durasi pengambilan data ini relatif singkat, hanya 2 hari 1 malam saja yang dibagi dengan perjalanan berangkat dan pulang. “moga-moga bisa dapat site baru…”.

Tentang cara atau bagaimana ke Krakatau dan juga keadaan Krakatau seperti apa, sudah banyak orang yang tahu.  Kalau ada yang tidak tahu, silahkan bertanya tanpa malu-malu atau canggung ke pakde google, atau yang mau detail nya bisa ulik-ulik DISINI atau ITU.

Mitigasi Gunung Anak Krakatau = Sedot Pasir?

Rapat Pra Program Mitigasi di Gunung Anak Krakatau (GAK)

oleh. fdawidodo

Kabar angin tentang akan dilaksanakan penyedotan pasir mulai saya dengar ketika awal puasa kemarin.  Penasaran bin takjub, karena masih terasa di bekas ingatan tentang kejadian penyedotan pasir di Gunung Anak Krakatau (GAK) pada bulan April – Juli 2009 lalu.  Karena proses itu bertentangan dengan para pendekar-pendekar lingkungan dan masyarakat, ijin dari penyedotan pasir yang diprakarsai oleh Bupati beserta jajaran Pemda Lampung Selatan berikut rekan-rekannya akhirnya bisa digagalkan.  Sehingga Menteri Kehutanan mengeluarkan keputusan “Tidak ada lagi penyedotan pasir di Cagar Alam Kepulauan Krakatau”.

Profil “Krakatau Nature Reserve”

Sekilas Tentang Kondisi Daratan Kepulauan Krakatau

Provinsi Lampung

Oleh. fda widodo

PENDAHULUAN

Kepulauan Krakatau merupakan gugusan pulau yang  secara administratif terletak di perairan Selat Sunda pada 6⁰06’05,8” LS dan 105⁰25’22,3” BT dan termasuk wilayah Provinsi Lampung (± 80 Km sebelah Selatan Kota Teluk Betung) pada wilayah kerja Kabupaten Lampung Selatan (± 30 Km dari Pelabuhan Canti, Lampung Selatan sebelah Barat Daya).

Kepulauan Krakatau sendiri terbagi menjadi empat buah pulau besar yang terbentuk semenjak letusan hebat 27 Agustus 1883.  Keempat pulau tersebut adalah Pulau Rakata, Pulau Sertung, Pulau Panjang, dan Pulau Anak Krakatau (pulau gunung api).  Sebagai daerah yang berstatus sebagai kawasan Cagar Alam (Krakatau Nature Reserve) dan merupakan salah satu tempat yang menjadi daerah warisan dunia (the world heritage site) setelah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan di wilayah Provinsi Lampung, Kepulauan Krakatau memiliki luas ± 13.605 Ha.