Siapakah kamu, jika tidak bisa mengubah duniamu menjadi lebih baik???

Before disappear, I share this blog to All Environment Lovers…

Ada Apa dengan “Spearfishing”?

with 5 comments

Mengintip Geliat Perilaku Spearfishing

oleh. fdawidodo

“Spearfishing” namanya.  Orang yang sering berurusan dengan laut, istilah ini gak lagi asing di dengar telinga.  Tapi tahukah anda?? Spearfishing atau nembak ikan atau juga nombak ikan ini merupakan satu kegiatan tradisional yang dilakukan nelayan tempo dulu lo.  Pada waktu itu (istilah orang gaul “jadul” alias jaman dulu) orang melakukannya dengan menggunakan bahan alam (bambu atau kayu) yang diruncingkan untuk mendapatkan ikan di laut ataupun di sungai atau dengan penggunaan bahan logam (besi) yang ujungnya ditempa runcing.  Aktifivits spearfishing tempo dulu ini tergolong cukup unik.  Para pelakunya biasanya hanya menombak ikan dari permukaan air.  Tujuan utamanya adalah mendapatkan ikan yang waktu dulu masih berlimpah (katanya) untuk konsumsi para nelayan dan keluarganya atau sebagai bahan barter (tukar barang) demi mendapat bahan lain kebutuhan sehari-hari.  Aktivitas ini berlangsung cukup lama, hingga  terganti dengan ditemukan peralatan tangkap yang lebih praktis dan modern seperti jala atau pukat.

Lain lubuk lain ilalang, lain dulu lain sekarang.  Kini kegiatan spearfishing yang peralatan telah mengalami modernisasi yang mana tidak terbuat lagi dari bahan alam, melainkan dari stick logam yang runcing dan berkait pada ujungnya telah menggejala di hampir semua negara di dunia (termasuk Indonesia) telah mulai dipopulerkan.  Bentuknya pun bervariasi, dari model seperti “crossbow”, “shotgun” (moga-moga itilah asing ini mengerti ya..hehehe..) atau pun seperti “ketapel”.  Stick logam yang merupakan “peluru” dan “pelontar”nya dikenal dengan sebutan Spear Gun (senapan yang berpeluru “tombak”…hmmm…).  Stick ini akan dikait dengan “sling” dari “rubber” padat dan disangkutkan pada tuas yang terhubung pemicunya.  Hmmm… untuk lebih gambaran umum tentang spear-gun itu sendiri, dipersilahkan pelototin gambar di bawah ini deh :

sf7

sf9sf10Gambars dari beberapa sumber

Kebayangkan sekarang??? Itulah sosok spear-gun yang digunakan untuk berburu ikan (spearfishing).  Hingga sekarang, sosok ini telah menjadi daya tarik yang cukup signifikan dikalangan para penyuka bahari.  Yang tadinya hanya snorkeling atau diving biasa, telah banyak dari mereka melengkapi dirinya dengan “senjata” ini (mungkin alasanya biar aman dan gagah..terus, siapa tau di dalam air ada rampok atau copet, kan bisa digunakan spear-gun ini..hehehe).  Apapun itu, spear-gun yang telah sengaja dibawa lebih ditujukan untuk keperluan berburu!! Entah itu ikan (aturannya sih ikan besar dan bukan ikan karang katanya), cumi-cumi besar (sotong-red), hingga penyu.

Memang siapa sih yang biasanya melakukan spearfishing???

Semuanya bisa!!!…Tapi pada umumnya, penyuka spearfishing ini adalah para penyuka kegiatan selam bebas, istilahnya free diving.  Sedangkan lainnya adalah diver yang menggabungkan unsur fun dive dengan aktivitas berburu ikan di daerah terumbu karang.

Trus, seperti gimana sih cara ber-spearfishing ria?

Untuk para free divers, mereka yang biasanya berkostum “kamuflase” (biasanya bercorak loreng supaya ikan tidak bisa melihat) akan melakukan penyelaman bebas di daerah perairan dalam (lebih dari 10 meter) yang memiliki lingkungan berbatu.  Mereka biasanya menunggu “target operasi” atau mencari di celah batu yang biasanya ditinggali oleh beragam jenis ikan pelagis besar seperti Dolphin Head, GT (Giant Travelly), Kakap (bisa merah atau putih), Big Fusiliers, Tuna, Tenggiri, ataupun Tongkol.

sf5sf4sf1(sumber foto dari salah satu rekan dari Sulawesi Tengah yang memiliki hobi spearfishing)

Kasihan juga liat ikan di atas ya..

Yup..Spearfishing sebenarnya satu aktivitas legal kok.  Gak ada yg nglarang.  Menurut sumber yang dipercaya (Bule nih..) dan doi sampai menjadi kontributor majalah spearfishing di dunia.  “Spearfishing itu olah raga mengasyikkan.  Tapi ingat!! Aktivitas spearfishing juga memberikan ‘masukkan’ yang berarti bagi kerusakkan terumbu karang.  Kenapa? Jika spearfishing dilakukan di areal terumbu karang, ikan yang telah terluka karena ‘spear’ memiliki perilaku untuk masuk ke celah terumbu karang.  Nah, inilah puncak permasalahannya.  Pelaku spearfishing tidak mau kehilangan ‘spear’ nya, maka ia akan ‘mengobok-obok’ terumbu karang sedemikian rupa, bahkan membongkarnya demi mendapatkan kembali ‘spear’nya.  Walhasil, terumbu karang yang ‘diobok-obok’ itu akan hancur dan mati!!”, kata doi dengan mimik muka serius banget.  “Tidak hanya itu, pelaku spearfishing yang melakukan kegiatan di areal terumbu karang biasanya memiliki perilaku ‘hantam kromo’! Walaupun doi sudah tahu ukuran atau jenis ikan yang bisa ‘ditembak’, tapi ketika buruannya tak kunjung ketemu, maka ia akan ‘tembak’ juga ikan di sekitarnya.  Gak peduli itu ukuran (anaknya..cucunya..kakeknya..atau buyutnya..), jenisnya (ikan hias atau bukan), yang penting ‘spear’nya bisa ketemu ‘mangsa’!!”, sahutnya berapi-api.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Sf12

Lain lagi informasi dari rekan di Sulawesi Tengah.  Doi dan kawan-kawannya memang hobi banget spearfishing.  Selain kegiatan free dive, doi dan kawan-kawan menggabungkan dengan peralatan selam (SCUBA-red) agar semakin lama mereka bertahan di bawah air ketika harus menunggu kedatangan ikan target (seperti Tuna, Tenggiri, Kakap, atau Simba/Jack Fish).  Secara general pendapat doi agak mirip dengan si Bule.  “Saya dan teman-teman ber-spearfishing hanya menargetkan jenis ikan pelagis, bukan ikan karang.  Hal yang sangat memalukan buat kami, jika harus spearfishing di daerah terumbu karang.  Oleh karena itu, biasanya kami ‘nongkrong’ di daerah batu dan berarus cukup kuat.  Untuk itu kami menggunakan peralatan SCUBA supaya kami bisa lama di air.  Tapi, terlebih dahulu kami harus tahu lokasi yang tepat untuk itu.  Kalau tidak, kegiatan kami sia-sia saja…”, jawabnya dengan santai.

sf14

Sumber foto dari rekan di Sulawesi Tengah saat ia dan temannya ‘menembak’ ikan dengan peralatan SCUBA.

Hmmm..begitu ya ceritanya…Ada cerita lainnya tidak?

O..ada… Berdasarkan informasi yang dapat dipercaya.  Sebenarnya spearfishing dilakukan tidak sekedar hobi saja atau menambah keakraban antara satu dengan yang lain.  Tapi, ada beberapa kalangan yang melakukan spearfishing di suatu daerah karena ingin mengurangi pengeluaran khususnya makan.  Dengan mendapat ikan (gak peduli dari mana asalnya), otomatis pengeluaran dana akan berkurang (ngirit ceritanya..hehehe…) karena gak harus beli ke warga setempat.  Sebenarnya pernyataan ini hanya suatu pengamatan saja terhadap hal yang menggejala saat ini, terlebih di daerah wisata yang masih kaya akan sumber daya lautnya, terutama ikan.

Namun lebih dari itu, ternyata dampak spearfishing ini sudah mulai berubah ‘menceng’.  Para pendatang yang hendak ber-spearfishing ria, tidak sadar bahwa perilaku mereka telah mulai diamati dan dilirik oleh warga setempat.  Bukan hal yang tidak mungkin, lambat laut warga lokal (biasanya kaum muda) yang tadinya ‘malas’ untuk melaut ketika melihat bahwa cuma ‘nembak’ ikan bisa mendapat hasil yang lumayan banyak, maka mereka berbondong-bondong mulai berkreasi untuk membuat sebuah ‘speargun’ ala adanya.  Warga lokal yang memiliki pengetahuan minim tentang ‘etika’ spearfishing pun akan bertindak ‘seadanya’ seperti halnya peralatan yang dimiliki mereka.  Spearfishing di daerah terumbu karang adalah satu alternatif yang paling mungkin, karena tidak perlu dana besar (cuma modal kaca mata yang terbuat dari kayu+kaca nako) mereka bisa mendapat target ‘buruan’ berupa ikan karang segar.  Kemungkinan yang akan bisa terjadi ini, jika tanpa penyadartahuan tentang ‘etika’ spearfishing, maka lambat-lambat laun, kerusakkan berarti terhadap wilayah terumbu karang dan semakin langkanya ikan karang segera akan terwujud.. 😦

Jadi, apa bedanya pengebom karang, penambang karang, tukang bubu di karang, tukang pottasium ikan dengan orang pelaku ‘spearfishing’ itu?

Silahkan dijawab masing-masing aja…:-)

kredit cerita dan foto : dari beragam sumber

bisa juga dilihat di : http://fdwiagungwidodo.gadgetblog.com/post/54431/ada_apa_dengan_spearfishing.html

Written by fdawidodo

Mei 21, 2013 pada 7:02 pm

5 Tanggapan

Subscribe to comments with RSS.

  1. spearfishing = selective fishing

    konsulselam

    Mei 21, 2013 at 7:18 pm

  2. Halo Mas,

    Terima kasih infonya.

    Bisa minta info kawan mas di sulawesi tengah yg suka nembak ? Sy libur lebaran ini mau Palu, Sulteng.

    Bagus sekali klo ada kenalan yg bisa nemenin nembak bareng..

    I shoot pelagic only.. Promise 🙂

    Thanks,
    Adit

    aditya perdana

    Juli 24, 2014 at 11:42 pm

    • halo juga mas..

      coba dikau kontak pak kasim mansyur di 08124224511. 🙂

      fdawidodo

      Juli 25, 2014 at 12:34 am

  3. Pengeboman mampu menghancurkan karrang ikan dari buyut2 buyut2 sampai cicit2 cicit2nya bakalan abis(mati cemua deh) klo putas itu mampu menhancurkan karang secara perlahan2 hingga hancur menjadi pasir beda dengan spearfishing kita hanya menombak ikan yg besarnya saja……….tanpa harus membuat karang dan anak2 ikan pada mati

    ilham maulana

    April 6, 2016 at 9:04 pm


Tinggalkan komentar

Bucket List Publications

Indulge- Travel, Adventure, & New Experiences

~ Ma Petite Arie

... Goûtez La Vie...

GOBIE83

.Ma passion pour la mer

Etty Setyani

hanya catatan harian

Konsulselam

Menyelami lautan tak sesulit menyelami hatimu

Muhammad Lathief Taslim

open-mind, trip, creative and photography

sugienusantara

4 out of 5 dentists recommend this WordPress.com site

dananwahyu.com

Menyatukan Jarak dan Waktu

Keliling Lampung

Jalan-jalan Seru di Lampung